Padahal, nama Sam Bankman-Fried tercatat sebagai salah satu orang paling kaya di dunia, menurut Forbes. Dia memiliki separuh saham FTX yang bermarkas di Bahama. Total kekayaannya diprediksi mencapai US$24 miliar atau setara dengan Rp345 triliun
Kebanyakan crazy rich di muka bumi ini ingin terus menumpuk kekayaan hingga mendapat julukan sebagai orang terkaya di dunia. Tak terkecuali, Bos Tesla dan SpaceX, Elon Musk yang terakhir membeli 100 peren saham twitter dan membuat kekayaannya semakin berlimpah.
Beda halnya dengan Sam Bankman-Fried, founder perusahaan jual-beli kripto FTX yang berharta triliunan. Sam Bankman justru ingin mendonasikan 99% kekayaannya. Alasanya, karena dirinya tak mau hidup bergelimang harta karena menganut prinsip 'effective altruism' yang didasarkan pada pengambilan keputusan secara matematis.
Padahal, nama Sam Bankman-Fried tercatat sebagai salah satu orang paling kaya di dunia, menurut Forbes. Dia memiliki separuh saham FTX yang bermarkas di Bahama. Total kekayaannya diprediksi mencapai US$24 miliar atau setara dengan Rp345 triliun.
Meskipun menjalankan perusahaan kripto global bernilai miliaran dolar, pria berusia 30 tahun itu tetap mengendarai Toyota Corolla yang sederhana, hidup seperti mahasiswa berkantong pas-pasan, dan punya prinsip menghasilkan uang sebanyak mungkin supaya bisa berdonasi lebih banyak.
Bahkan dengan kekayaannya yang fantastis, Bankman-Fried hanya akan menyimpan sekitar 1% dari pendapatannya setiap tahun, yakni sekitar US$100.000 atau sekitar Rp1,4 miliar (kurs Rp 14.409/US$).
"Menghabiskan uang tidak bisa membuat Anda selalu bahagia," kata Bankman-Fried, kepada Bloomberg, yang dikutip dari Markets Insider, Rabu (27/04/2022).
"Saya tidak ingin kapal pesiar," ujarnya lagi.
Alumni MIT ini belajar tentang "effective altriusm" pada 2012 saat masih jadi mahasiswa baru. Filosofi "effective altriusm" menggunakan perhitungan matematis untuk menentukan bagaimana seseorang dapat membuat keputusan terbaik dengan uang dan waktu mereka.
Secara khusus, Bankman-Fried sendiri memegang prinsip "menghasilkan untuk memberi." Sejalan dengan pendekatan itu, dia bekerja di Wall Street selama tiga tahun setelah kuliah. Selama itu, dia memberikan 50% dari gajinya setiap tahun untuk disumbangkan bagi kesejahteraan hewan.
Saat ini, salah satu orang paling tajir di dunia tersebut menghabiskan hari-harinya dengan tidur di bean bag, bermain video game sambil memberikan pidato di konferensi. Dia diketahui tinggal bersama teman-temannya.
Pada Februari lalu setelah Rusia menyerang Ukraina, pendiri FTX ini memberikan uang tunai kepada semua pengguna Ukraina di platrom tersebut. Dia juga secara pribadi menyumbangkan US$250.000 dalam bentuk tether ke Ukraina.