Sejauh mata memandang pasti ada orang yang sibuk dengan gadgetnya. Ternyata dia bermain gim (game) secara online. Tua-muda, miskin atau kaya, banyak yang kecanduan gim.
Alhasil, saat ini, bisnis gim menjadi sangat menggiurkan. Dan, Indonesia benar-benar jadi pasar empuk bisnis gim.
Berdasarkan hasil riset, belanja masyarakat Indonesia untuk gim mencapai nilai yang fantastis hingga US$2 miliar, atau sekitar Rp29,6 triliun per tahunnya.
"Hasil kajian analisis dan studi atau risetnya, ternyata di Indonesia ini masyarakat membelanjakan senilai 2 miliar dollar Amerika untuk game per tahun," ungkap Direktur Jenderal (Dirjen) Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag), Oke Nurwan seusai membuka Festival Gim Indonesia 2022 di Cihampelas Walk, Kota Bandung, Kamis (23/6/2022).
Dengan nilai belanja gim warga Indonesia yang fantastis itu, lanjut Oke, potensi industri gim lokal di Tanah Air otomastis menjadi sangat besar. Terlebih, kata Oke, dari total belanja sebesar US$2 miliar tersebut, game lokal hanya mampu menyerap sekitar US$2 juta.
"Dan ternyata, dari 2 miliar yang di-expand oleh masyarakat kita, hanya terserap oleh game lokal itu 2 juta dollar, hanya 0,1 persen," sebutnya.
Meski begitu, Oke mengaku berbangga hati karena orientasi pasar produsen game lokal saat ini, 70 persennya menyasar pasar ekspor.
"Dan jangan salah juga ternyata produk game lokal kita juga, 70 persen orientasinya bukan lokal tapi ekspor, banyak digunakan oleh luar. Sehingga yang 30 persen ini yang diserap di lokal. Jadi kalau hitung-hitungan matematikanya, yang 2 juta Dolar Amerika. 70 persen developer di sini ini menjualnya di ekspor," beber Oke.
Oleh karenanya, lanjut Oke, potensi industri game di Tanah Air masih sangat besar. Terlebih, industri game lokal pun telah mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam satu dekade terakhir. Bahkan, dalam lima tahun terakhir, grafik perkembangan industri gim lokal melonjak drastis.
Berkah Balapan Mobil Setrum Formula E, Suntik Ekonomi Jakarta Rp2,63 Triliun
Balap mobil listrik Formula E di Ancol Jakarta Utara, beberapa waktu lalu, memberikan dampak ekonomi bagi Jakarta hingga triliunan rupiah
Survei Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menyebutkan kontribusi ajang balap mobil listrik Formula E bagi ekonomi Jakarta mencapai Rp2,63 triliun atau mendongkrak 0,08 persen Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) riil di DKI dalam satu tahun.
"Itu bukan untuk perusahaan tetapi justru ke perekonomian Jakarta, jadi menggerakkan sektoral," kata Kepala Pusat Makro dan Keuangan Indef M Rizal Taufikurahman menjelaskan hasil survei di Jakarta, Kamis (23/5/2022).
Ia merinci berdasarkan kajian Indef, total dampak ekonomi tersebut yakni dampak terhadap tambahan PDRB DKI Jakarta mencapai Rp2,04 triliun dan dampak langsung sebesar Rp597 miliar.
Dampak tambahan PDRB tersebut merupakan efek berlipat terhadap ekonomi Jakarta dari pelaksanaan balap mobil listrik Formula E.
Sedangkan untuk dampak langsung tersebut mulai dari persiapan hingga acara balapan berlangsung.
Indef merinci asumsi dampak langsung itu terdiri dari alokasi belanja modal sebesar Rp213 miliar, alokasi belanja operasional mencapai Rp112 miliar, dan biaya komitmen Rp216 miliar.
Selain itu, pengeluaran pengunjung dan tiket mencapai Rp52,4 miliar dan transaksi UMKM mencapai Rp4,54 miliar.
Indef menggunakan metodologi analisis dampak ekonomi Formula E Jakarta itu dengan pendekatan kualitatif menggunakan data primer melalui diskusi grup (FGD), survei, dan wawancara mendalam baik daring dan luring.
Selain itu, pendekatan kuantitatif menggunakan data sekunder melalui survei instansi, desk study, dan literatur.
Kemudian, sumber data primer diperoleh dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, pelaku usaha, dan data sekunder dari dinas dan lembaga terkait.
Selain itu, Indef juga mengadakan survei kepada pengunjung dengan jumlah responden mencapai 1.555 responden kuantitatif dan 71 responden kualitatif yang diambil satu minggu setelah balapan melalui surat elektronik dan pesan aplikasi.