Penurunan juga dialami oleh Partai Golkar. Pada survei bulan November ini, elektabilitas Partai Golkar sebesar 9,8 persen.

Hasil survei terbaru lembaga survei Charta Politika merekam elektabilitas PDIP dengan 21,7 persen. Angka ini turun cukup signifikan dibandingkan dengan hasil survei pada April 2022 lalu elektabilitas PDIP mencapai 24,7 persen.

Artinya, elektabilitas PDIP dalam kurun waktu enam bulan turun sebanyak 3 persen. Survei dilaksanakan pada 4-12 November 2022 kemarin.

Penurunan juga dialami oleh Partai Golkar. Pada survei bulan November ini, elektabilitas Partai Golkar sebesar 9,8 persen.

Hasil survei di bulan April 2022, elektabilitas Partai Golkar sebesar 9,2 persen, lalu bulan Juni naik menjadi 11,3 persen.

Jika dibandingkan dengan hasil survei bulan Juni, maka elektabilitas Partai Golkar turun sebesar 1,5 persen.

Di sisi lain, elektabilitas Partai Nasdem mengalami kenaikan pada survei bulan November ini. Elektabilitas Partai Nasdem menepati urutan ketujuh dengan 6,0 persen.

Sementara pada survei bulan September lalu, elektabilitasnya hanya 4,8 persen sehingga mengalami kenaikan 1,2 persen dibandingkan pada bulan November ini.

Sementara itu, pada Juni 2022, elektabilitas Nasdem di angka 5,3 persen. Lalu, 5,1 persen pada survei April 2022.

"Dari survei ini, ada kecenderungan ini angka tertinggi yang didapatkan oleh Nasdem selama tahun 2022," kata Direktur Eksekutif Charta Politika dalam tayangan YouTube Charta Politika Indonesia, dikutip Kamis, 1 November 2022.

Faktor yang membuat elektabilitas Partai Nasdem mengalami kenaikan ini menurut Yunarto bisa dipengaruhi oleh keputusan mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres).

Apalagi, setelah deklarasi pencapresan pada awal Oktober lalu, jajaran Partai Nasdem di berbagai daerah langsung bergerak melakukan upaya-upaya pemenangan, yang juga melibatkan Anies Baswedan.

Oleh karenanya, kata Yunarto, ada kemungkinan pencapresan Anies memberikan dampak elektoral atau efek ekor jas terhadap Nasdem.

"Bisa dispekulasikan kalau dilihat dari sisi momentum, ada pengaruh positif dari deklarasi Partai Nasdem terhadap Anies Baswedan," tuturnya.

Terkait dengan penurunan elektabilitas parpol, menurut Yunarto elektabilitas PDIP, Partai Gerindra dan Partai Golkar cenderung mengalami stagnasi dalam dua bulan terakhir meski ketiganya masih berada diurutan tiga besar.

Namun, bagi PDI-P dan Golkar, terlihat tren penurunan yang cukup signfikan.

"Catatan khusus buat PDI Perjuangan, angka ini sebetulnya bisa dikatakan angka yang cukup besar penurunannya dibandingkan dengan bulan Juni, begitu juga pada Partai Golkar," katanya.

Berikut elektabilitas 18 partai politik menurut survei terbaru Charta Politika, diurutkan dari angka terbesar hingga yang terkecil:

PDI-P: 21,7 persen

Partai Gerindra: 14,5 persen;

Partai Golkar: 9,8 persen;

PKB: 8,5 persen;

Partai Demokrat: 7,3 persen;

PKS: 6,9 persen;

Partai Nasdem: 6,0 persen;

PAN: 4,0 persen;

PPP: 3,6 persen;

Perindo: 2,5 persen;

Partai Solidaritas Indonesia (PSI): 0,5 persen;

Partai Bulan Bintang (PBB): 0,5 persen;

Hanura: 0,4 persen;

Partai Republiku Indonesia: 0,2 persen;

Partai Gelora: 0,2 persen;

Partai Buruh: 0,2 persen;

Partai Keadilan dan Persatuan (PKP): 0,1 persen;

Partai Garuda: 0,1 persen;

Tidak tahu/tidak jawab: 13,1 persen.


Adapun survei Charta Politika ini dilaksanakan pada 4-12 November 2022.

Survei menggunakan metode wawancara tatap muka. Dengan metode multistage random sampling, survei melibatkan 1.220 responden. Adapun margin of error survei ini sebesar 2,83 persen.