Struktur ULN Indonesia tetap sehat, terlihat dari dominasi ULN berjangka panjang dengan pangsa mencapai 87 persen dari total ULN.

Kementerian Keuangan melaporkan utang pemerintah mencapai Rp 7.733,99 triliun pada akhir tahun lalu. Artinya, utang pemerintah bertambah Rp 825,03 triliun dibandingkan akhir 2021. 

Berdasarkan data APBN Kita, rasio utang Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) menurun dari 40,74 persen menjadi 39,57 persen meski utang secara nominal naik. 

"Peningkatan (nominal utang) tersebut masih dalam batas aman, wajar, serta terkendali diiringi dengan diversifikasi portofolio yang optimal," dikutip dari Buku APBN KiTA 2022, Rabu, 18 Januari 2023.

Bank Indonesia (BI) menyebut struktur Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia masih sehat. Tercatat ULN Indonesia pada November 2022 masih terkendali dengan rasio terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang terjaga di kisaran 29,7 persen atau meningkat tipis ketimbang rasio bulan sebelumnya sebesar 29,5 persen.

“Struktur ULN Indonesia tetap sehat, terlihat dari dominasi ULN berjangka panjang dengan pangsa mencapai 87 persen dari total ULN,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono dalam keterangan tertulis, dikutip Tempo, Selaa, 17 Januari 2023.

Erwin menjelaskan, utang luar negeri Indonesia pada akhir November 2022 tercatat sebesar 392,6 miliar dolar AS. Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ULN Indonesia pada November 2022 mengalami kontraksi sebesar 5,6 persen year on year (yoy). Angka tersebut melanjutkan kontraksi pada bulan sebelumnya yang sebesar 7,6 peren yoy.

“Kontraksi pertumbuhan ini bersumber dari ULN sektor publik (Pemerintah dan Bank Sentral) dan sektor swasta,” kata dia.

ULN pemerintah melanjutkann tren kontraksi pertumbuhan. Pada November 2022, ULN pemerintah tercatat sebesar 181,6 miliar dolar AS. Artinya, secara tahunan mengalami kontraksi 10,2 persen yoy, lebih rendah dibandingkan dengan kontraksi pada bulan sebelumnya yang sebesar 12,3 persen yoy.

Menurut Erwin, perkembangan ULN tersebut disebabkan oleh sentimen positif kepercayaan pelaku pasar global yang tetap terjaga. Sehingga, mendorong investor asing kembali menempatkan investasi portofolio di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik. 

Selain itu juga terdapat penarikan pinjaman luar negeri yang digunakan untuk mendukung pembiayaan program dan proyek. Di antaranya berupa dukungan penanganan Covid-19, dukungan pembangunan infrastruktur, serta beberapa pembangunan program dan proyek lainnya.

Adapun dukungan ULN Pemerintah dalam memenuhi kebutuhan belanja prioritas hingga bulan November 2022 antara lain mencakup sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial, yakni 24,5 persen dari total ULN pemerintah; sektor jasa pendidikan sebesar 16,5 persen; sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib sebesar 15,3 persen; sektor konstruksi 14,2 persen; serta sektor jasa keuangan dan asuransi sebesar 11,5 persen.

“Posisi ULN Pemerintah relatif aman dan terkendali mengingat hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9 persen dari total ULN pemerintah,” ujar Erwin.

Sama halnya dengan ULN pemerintah, ULN swasta juga melanjutkan tren pertumbuhan. Posisi ULN swasta pada November 2022 tercatat sebesar 202,5 miliar dolar AS, atau secara tahunan mengalami kontraksi sebesar 0,9 persen yoy, melanjutkan kontraksi pada bulan sebelumnya yang sebesar 3,0 persen yoy.

Perkembangan tersebut disebabkan oleh pertumbuhan ULN lembaga keuangan (financial corporations) dan perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations) yang masing-masing mengalami kontraksi sebesar 2, persen yoy dan 0,7 peren yoy. Artinya, lebih rendah dibandingkan dengan kontraksi pada bulan sebelumnya yang sebesar 3,4 persen yoy dan 2,8 persen yoy.

“Berdasarkan sektornya, ULN swasta terbesar bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi; sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas, dan udara dingin; sektor industri pengolahan; serta sektor pertambangan dengan pangsa mencapai 78,1 persen dari total ULN swasta,” jelas Erwin.

“ULN swasta juga tetap didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 74,8 persen terhadap total ULN swasta,” imbuhnya.

Untuk menjaga agar struktur utang luar negeri tetap sehat, Erwin mengatakan pihaknya bersama pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan ULN. Pengelolaan ULN juga didorong dengan penerapan prinsip kehati-hatian. 

Selain itu, peran ULN bakal dioptimalkan dalam menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pemulihan ekonomi nasional—dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian.