Justru tindakan Paludan dinilai Gus Yahya sia-sia.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Kiai Haji Yahya Cholil Staquf menanggapi aksi pembakaran AlQuran yang dilakukan Rasmus Paludan. Menurutnya aksi politisi rasialis itu merupakan orang putus asa yang hilang akal.
"Paludan hanya orang putus asa yang hilang akal karena melihat kekalahan tak terhindarkan dari kesombongan identitas-nya sendiri," kata Ketua Umum PBNU Kiai Haji Yahya Cholil Staquf melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Menurut Gus Yahya, meskipun kitab suci umat Islam dibakar, hal itu tidak sedikit pun menjadikan AlQuran hina atas perbuatannya. Justru tindakan Paludan dinilai Gus Yahya sia-sia.
Sebab, apabila ia bermaksud menjauhkan orang dari AlQuran, sebaliknya malah mendorong rasa penasaran bagi orang-orang yang belum mengetahui isi dari AlQuran.
"Whatever his cause is, it is doomed to fail. Mari kita teruskan saja duduk santai menikmati kesyahduan iman kita sendiri sambil menunggu Rasmus Paludan runtuh bersama segala cita-citanya, atau dia insaf kemudian berbelok ke jalan yang benar," tutur dia.
Kemudian, apabila pembakaran AlQuran yang dilakukan politisi rasialis Swedia-Denmark tersebut ditujukan untuk melampiaskan kemarahan pada Turki, maka sejati-nya AlQuran tidak menanggung apa pun yang menjadi tanggung jawab Turki.
"Kalau dia bermaksud menyerukan agar Eropa kulit putih bersatu melawan Islam, perbuatannya justru memancing orang-orang Eropa di luar kelompoknya untuk melawannya," ujar Gus Yahya.
Kemudian jika terjadi konflik universal atas perbuatan Paludan, maka tidak akan ada kelompok termasuk kelompok Paludan yang bisa menang.
Sebagaimana diketahui, Rasmus Paludan seorang ekstremis sayap kanan kembali membakar AlQuran pada Jumat (27/1/2023) waktu setempat.
Aksi pembakaran kitab suci umat Islam itu ia lakukan di depan masjid serta Kedutaan Besar Turki di Kopenhagen, Denmark.