Ini artinya tidak Jawa sentris lagi, tapi Indonesia Sentris

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan investasi di Tanah Air tak lagi Jawa Sentris. Ia memaparkan sebanyak 53% investasi yang datang justru tersebar ke luar Pulau Jawa. Sementara Pulau Jawa kebagian 43%.

Hal itu dipaparkan Presiden pada Rabu kemarin dalam kegiatan Mandiri Investments Forum (IMF) 2023 di Hotel Fairmont, Jakarta.

"Investasi di 2022 kita masih bisa mencapai target yaitu di atas Rp 1.207 triliun. Kemudian pertumbuhan itu, yang saya senang 53% di Luar Jawa, 43% di Pulau Jawa. Ini artinya tidak Jawa sentris lagi, tapi Indonesia Sentris," ujar Jokowi.

Menurutnya ini adalah hal baik, mengingat pada tahun 2010 pertumbuhan investasi hanya sebesar 29%. Tak hanya itu, capaian ini juga menjadi hal baik mengingat semua negara saat ini sedang berebut untuk berinvestasi.

Jokowi pun mengungkap alasan kenapa para investor senang menanamkan modalnya ke Indonesia. Alasan pertamanya adalah karena hampir meratanya infrastruktur di hampir merata seluruh luar Jawa.

"Entah itu jalan tol, entah itu pelabuhan, entah itu bandara, entah itu jalan provinsi. Meskipun belum selesai, semuanya dalam proses," papar Jokowi.

Ia menambahkan alasan lainnya adalah adanya stabilitas sosial dan politik, kuatnya fundamental ekonomi di Indonesia dan peran serta kontribusi Indonesia pada kepemimpinan G20 dan Ketua ASEAN 2023 yang menunjukan pengaruh baik dan menimbulkan kepercayaan dari berbagai dunia.

"Pertumbuhan kita memang masih di konsumsi, kedua investasi. Oleh sebab itu, investasi ini betul-betul harus kita jaga. Baik investasi di ukuran kecil, UMKM-UMKM kita maupun yang gede, korporasi-korporasi yang masuk ke Indonesia," lanjutnya.

Jokowi juga mengajak masyarakat untuk optimistis dalam memulihkan perekonomian Indonesia. Seperti dilansir detikcom, sebab menurutnya bayang-bayang resesi dan inflasi masih bisa terkendali di Indonesia.

"Optimis. Jangan pesimis karena di 2022 Year on Year (Yoy) kita diperkirakan 5,2% sampai 5,3% growth kita. Dan Inflasi masih terkendali di angka 5,5%. Purchasing manager index juga masih berada di angka ekspansif 50,9," kata Jokowi.

Ia melanjutkan tekanan ekonomi global saat ini sudah mereda sejak triwulan ke IV di tahun 2022. Bayang-bayang atau hal buruk yang sudah diperkirakan sebelumnya banyak yang tidak terjadi.

Jokowi pun menambahkan perekonomian dalam jasa keuangan di Indonesia juga mengalami pertumbuhan positif di tahun 2022. Di mana, kredit tumbuh sebesar 11,3%, dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 9 % dan NPL Gross 2,4%. Karena inilah Ia meminta masyarakat untuk tetap optimistis.